Apakah Kamu Suka Menulis dan Memiliki Kepedulian Lingkungan? Yuk, Berpartisipasi dalam Kompetisi Penulisan Blog MSIG Indonesia, demi Mendukung Masa Depan Bumi yang Lebih Baik!

2021 Blog Writing Competition

Pandemi COVID-19 yang berlangsung hingga kini mengajarkan kita banyak hal, terutama isu lingkungan yang sering kali tanpa kita sadari, ternyata memiliki dampak sangat besar dalam kehidupan manusia. Sejumlah ahli menyatakan bahwa pandemi COVID-19 yang kita alami saat ini memiliki kaitan erat terhadap kerusakan ekosistem alam di Bumi. Publikasi ilmiah menyebutkan 60 persen EID (emerging infectious disease) berasal dari hewan dan 70 persennya merupakan satwa liar. Sebagai contoh, HIV diketahui berasal dari simpanse. Hal itu diungkapkan oleh Matthew Burton selaku Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia.

“Virus corona adalah contoh lain dari patogen yang berasal dari hewan, dan bisa menular ke manusia. Sebagian besar virus tersebut menginfeksi hewan, tapi beberapa virus lain ditransmisikan pada manusia. Hal ini menyebabkan wabah penyakit seperti SARS atau MERS,” tutur Matthew.

Sebagai contoh, wabah Ebola berkaitan dengan kebiasaan berburu atau pemanfaatan beberapa spesies kelelawar yang membawa virus. Deforestasi juga berkaitan dengan virus Ebola, karena kontak manusia yang semakin dekat dengan satwa liar. Di hutan Amazon, deforestasi meningkatkan prevalensi penyakit malaria karena hutan gundul menjadi habitat ideal untuk nyamuk. 

“Bukan kebetulan kalau kerusakan ekosistem berkaitan dengan peningkatan yang signifikan terhadap jumlah penyakit menular. Ekosistem yang utuh memberikan perlindungan terhadap manusia. Penyakit menular baru seringkali disebabkan oleh kerusakan ekosistem alam dan perubahan aktivitas manusia,” paparnya.

Dr. drh. Joko Pamungkas, Pengajar Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Peneliti PSSP-IPB, menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi pemicu penularan penyakit dari satwa liar ke manusia. “Antara lain deforestasi, perubahan industri pertanian, degradasi habitat, dan fragmentasi habitat. Semuanya mendekatkan satwa liar pada manusia. Ini berkaitan dengan naluri mereka untuk bertahan sehingga menginvasi lingkungan lain dan pemukiman,” paparnya (dikutip dari Kompas.com:  https://bit.ly/3v7oCdO).

Lalu, bagaimana dengan Anda? Apakah menurut Anda COVID-19 berkaitan erat dengan ekosistem alam seperti yang diungkapkan oleh para ahli lingkungan? Seberapa jauh lingkungan berperan dalam kehidupan manusia dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal yang lebih buruk terjadi di Bumi kita tercinta?

MSIG Indonesia mengajak Anda untuk berpartisipasi dalam kompetisi penulisan blog yang kami selenggarakan dari tanggal 10 Maret sampai dengan 27 April 2021. Tidak hanya Anda berkesempatan untuk mengambil bagian dalam advokasi perlindungan lingkungan alam, namun juga berkesempatan untuk meraih beragam hadiah menarik dalam kompetisi ini. Simak rincian kompetisinya berikut ini:

Tema: Pandemi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Topik:

  1. Apakah menurutmu pandemic COVID-19 dan kerusakan ekosistem alam berkaitan erat?
  2. Apa yang bisa kita lakukan agar pandemi berikutnya bisa dicegah?

Periode: 10 Maret – 27 April 2021

Pengumuman pemenang: 25 Mei 2021

Hadiah:

  • Juara I berhak meraih Mi Robot Vacuum
  • Juara II berhak meraih Huawei Watch Fit
  • Juara III berhak meraih Google Nest Mini

Persyaratan:

  • Wajib untuk membagi link artikel di social media masing-masing.
  • Wajib mengikuti akun media sosial MSIG Indonesia
  • Wajib menggunakan keyword yang ditentukan oleh penyelenggara dalam artikel blog dan mencantumkan link website kampanye Biodiversity MSIG pada artikel.
  • Artikel bersifat informatif dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan tidak mengandung SARA.
  • Tulisan tidak boleh menggiring opini kepada dan/atau menyudutkan pihak-pihak tertentu (pemerintah, perusahaan swasta, individu atau pun kelompok).

Parameter penilaian :

  1. Tema: Kesesuaian naskah dengan tema lomba dan orisinalitas ide tulisan (30%).
  2. Kualitas Konten: Kedalaman pesan dan dampak dari tulisan bagi public (30%).
  • Kreativitas: tata letak, materi isi, pemilihan tema dan keserasian antara tulisan, foto dan grafis.
  • Orisinalitas: kemampuan penulis dalam membuat karya sendiri dan unik, sesuai dengan kriteria penulisan, bukan saduran / plagiarism.
  1. Gaya Bahasa: Penyajian dan struktur tulisan yang digunakan dan konten memiliki nilai informasi (20%).
  2. Kualitas Sajian: Penggunaan bahasa dan kualitas konten (20%)

Keyword yang wajib digunakan   :

  1. Keanekaragaman hayati
  2. MSIG Indonesia
  3. Edukasi
  4. Bumi
  5. Pelestarian lingkungan
  6. Demi masa depan yang berkelanjutan
  7. Generasi mendatang
  8. Asuransi Umum (Asuransi Umum adalah Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda)
  9. Pandemi COVID-19
  10. Melihat arti lebih dalam segala hal

Kirimkan karya Anda ke http://bit.ly/MSIGBlogCompetition.

Kami nantikan partisipasi Anda demi masa depan yang berkelanjutan bagi kita semua!

Artikel lain yang mungkin Anda sukai

Delicious Eid Specialties from Various Regions in Indonesia
 · Gaya hidup

Manjakan diri Anda dengan kelezatan hidangan khas Lebaran dari berbagai daerah di Indonesia.

Prepare Your Car for a Safe Homecoming Trip
 · Kendaraan

Pastikan perjalanan mudik Anda bebas dari rasa khawatir dengan tip persiapan mobil yang penting.

Exploring Unique Eid Cultures in Different Countries
 · Perjalanan

Memulai perjalanan keliling dunia untuk menjelajahi budaya Idul Fitri yang kaya dan beragam.