Empat Tradisi Unik dari Berbagai Daerah di Indonesia saat Hari Raya Iduladha
Iduladha merupakan salah satu hari raya besar yang dinanti rakyat Indonesia, khususnya umat muslim. Perayaan Iduladha berawal dari cerita Nabi Ibrahim yang kala itu berkurban hewan-hewan peliharaannya, yaitu domba, sapi, dan unta dalam jumlah yang banyak. Di Indonesia, Iduladha biasanya diperingati dengan sholat Id. Setelah melaksanakan sholat Id, biasanya dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Tidak hanya identik dengan kegiatan penyembelihan hewan kurban, ternyata ada beragam tradisi unik saat perayaan Hari Raya Iduladha di beberapa daerah. Berikut empat tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia saat Hari Raya Iduladha:
1. Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta
Dalam tradisi ini, penduduk Muslim Yogyakarta membawa hasil bumi mereka dari halaman keraton ke Masjid Agung Kauman. Proses pembuatan seserahan ini tersusun dari tiga gunungan yang terdiri dari rangkaian sayuran dan buah-buahan. Di Yogyakarta, tradisi ini dilaksanakan setiap hari raya umat Islam. Grebeg Syawal dilakukan saat Idulfitri sedangkan tradisi Grebeg Gunungan dilakukan saat Iduladha. Penduduk setempat percaya bahwa jika mereka berhasil menangkap hasil panen yang tersusun dalam bentuk gunungan, hal itu bisa membawa keberuntungan bagi mereka.
2. Tradisi Meugang, Aceh
Tradisi Meugang yang berasal dari kata Mammeugang merupakan tradisi yang dikenal masyarakat Aceh khususnya pada saat hari besar keagamaan. Tradisi Meugang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan identik dengan makan daging sapi atau kerbau yang diolah dengan berbagai macam hidangan. Sejarah Meugang dimulai pada masa Kerajaan Aceh ketika hewan disembelih dan dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Tradisi ini sebagai tanda syukur atas kemakmuran Negeri Aceh, dan hingga saat ini masih dilestarikan oleh seluruh masyarakat Aceh dalam menyambut hari besar Islam.
3. Tradisi Apitan, Semarang
Tradisi Apitan ini merupakan bentuk rasa syukur atas makanan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa berupa hasil panen. Di Semarang, tradisi ini biasanya ditandai dengan pembacaan doa, dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani dan ternak. Kemudian masyarakat setempat mengambil hasil tani yang diikutsertakan dalam pawai. Tradisi ini dipercaya menjadi kebiasaan para Wali Songo dulu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di perayaan Iduladha. Tidak hanya gunungan berupa hasil bumi atau arak-arakan ternak, semua yang menyaksikan tradisi ini juga disuguhi hiburan bercirikan kearifan lokal.
4. Tradisi Manten Sapi, Pasuruan
Tradisi Manten Sapi merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Pasuruan. Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap hewan kurban yang akan disembelih. Menariknya, sapi kurban didandani seindah mempelai wanita. Hewan itu juga dibungkus dengan karangan bunga tujuh kali lipat, setelah itu dibungkus dengan kain kafan, sorban, dan sajadah. Dalam tradisi ini, kain kafan merupakan tanda kesucian kurban. Setelah siap, semua sapi diangkut ke masjid setempat, di mana sapi-sapi itu diserahkan kepada panitia kurban. Yang lebih mengesankan, daging kurban ini biasanya diurus dan dimakan bersama.
Tradisi dari beberapa daerah di atas sangatlah unik dan menarik untuk disaksikan. Terlebih yang menjadikan tradisi ini spesial, karena hanya terjadi satu kali dalam setahun saat memperingati Hari Raya Iduladha. Apakah Anda tertarik mengunjungi salah satu tempat di atas saat Hari Raya Iduladha? Tidak perlu khawatir akan perjalanan, nikmati perlindungan maksimal dengan Asuransi Perjalanan Domestik MSIG Indonesia. Dengan adanya Asuransi Perjalanan Domestik dari MSIG Indonesia, Anda dapat lebih menikmati perjalanan wisata serta fokus beribadah. Dapatkan informasi lebih lanjut seputar produk Asuransi Perjalanan Domestik pada link berikut https://www.msig.co.id/help-support#productenquiry untuk dapat segera dibantu oleh tenaga pemasaran kami.
